10 DASAR ILMU NAHWU DAN SHOROF
Berikut ini akan saya jabarkan tentang 10 dasar ilmu nahwu dan shorof yang wajib kamu ketahui sebelum kamu mempelajarinya, namun sebelumnya kita jelaskan dulu secara umum, karena pada dasarnya 10 dasar ini bisa diterapkan di seluruh disiplin ilmu, tidak hanya terbatas pada ilmu nahwu dan shorof saja.
Tidak di
ragukan lagi, ilmu merupakan merupakan sesuatu yang sangat mulia dalam agama Islam,
hal ini terbukti dengan banyaknya ayat dan hadist nabi sallallahu ‘alaihi
wasallam yang menyebutkan keutamaan ilmu di antaranya ;
Firman Allah
ta’ala :
{قلْ
هَلْ يَستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون إنما يتذكرألو الألباب}
‘’Katakanlah:
Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?’’ sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهّلَ اللهُ لَهُ بِهِطَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” [HR. Muslim]
Setelah mengetahui
keutamaan ilmu, tentunya kita akan bersemangat dalam mencarinya, namun yang
perlu diketahui, bahwa menuntut ilmu tidak dilakukan begitu saja, tanpa
mengetahui kiat kiat dasar dalam mencari ilmu, hal tersebut tentunya akan
berakibat fatal.
Di antara
kiat dasar mencari ilmu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama
adalah mengetahui sepuluh pengantar dasar dari setiap bidang ilmu atau yang di
sebut ’’Almabadii’ al ‘asyara’’ yaitu :
1.definisi disiplin ilmu
2.ruang lingkup pembahasan
3.manfaat mempelajari
4.hubungan dengan disiplin ilmu lain
5.keutamaan mempelajari
6.pencetus ilmu nahwu
7.nama bidang ilmu
8.sumber rujukan ilmu
9.hukum mempelajari
10. masalah-masalah pokok.
Hal ini
telah di sebutkan oleh al Imam Muhammad bin Ali ash-Shabban dalam bentuk syair
agar mudah dihafal.
إِنَّ مَبَادِيْ كُلِّ فَنِّ عَشَرَةْ
الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ ثُمَّ
الثَّمَرَةْ
وَنِسْبَةٌ وَفَضْلُهُ وَالوَاضِعْ
وَالِاسْمُ الِاسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَارِعْ
مَسَائِلُ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اِكْتَفَى وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَرَفَا
Sesungguhnya mabadi
(pengantar dasar) setiap disiplin ilmu itu ada sepuluh: 1)definisi, 2) ruang
lingkup, 3) manfaat, 4) hubungan, 5) keutamaannya, 6) pencetusnya, 7) nama
disiplin ilmunya, 8) sumber pengambilan, 9) hukum mempelajari, 10) masalah
masalah pokok. Mengetahui Sebagiannya (membantu memahami) Sebagian yang lainnya
dan barang siapa yang menguasai semuanya akan meraih kemuliaan.
Dengan mengetahui kesepuluh
pengantar dasar ini, diharapkan penuntut ilmu mendapatkan gambaran secara umum
dari disiplin ilmu yang ingin dipelajari.
Agar lebih jelasnya kami
berikan contoh 10 pengantar dasar ilmu nahwu
1.Definisi ilmu nahwu
‘’Ilmu nahwu adalah ilmu tentang kaidah,
yang digunakan untuk mengetahui keadaan (harakat) akhir dari setiap kata dalam
kalimat, baik dalam keadaan I’rab ataupun bina’ ’’.
2.Ruang lingkup pembahasan ilmu nahwu
ruang lingkup pembahasan ilmu nahwu adalah keadaan harakat terakhir dari
setiap kata (dalam Bahasa arab) setelah dimasukkan ke dalam kalimat (jumlah), dan
tidak membahas tentang kata kata ( dalam
Bahasa Arab) Ketika berdiri sendiri sebagai satu suku kata”
3.Manfaat mempelajari ilmu nahwu
Manfaat Yang paling utama adalah dapat memahami Alquran dan sunnah Nabi
sallallahu ‘alaihi wasallam.
Manfaat lainnya dari mempelajari ilmu nahwu adalah, terhindar dari kesalahan
Ketika berbicara, menulis , Ataupun Ketika memahami kalimat dalam Bahasa Arab.
4.Keutamaan mempelajari ilmu nahwu
Ilmu nahwu merupakan pilar utama Bahasa arab, dan merupakan hukum
dasarnya.
Telah di riwayatkan dari umar bin khattab beliau berkata :
تَعَلَّمُوْا اللَّحْنَ وَالفَرَائِضَ فَإِنَّهُ مِنْ دِيْنِكُمْ
“pelajarilah kesalahan kesalahan
dalam berbicara (ilmu nahwu), dan juga ilmu waris, karena ia adalah bagian dari
agama kalian”
5.Hubungan dengan ilmu lain
Ilmu nahwu tidak di
nisbatkan ke ilmu lainnya, melainkan ilmu yang berdiri sendiri.
6.Pencetus ilmu nahwu
Beliau adalah abu al aswad ad Du’aly atas perintah dari Amirul mukminin pada saat itu Ali bin Abi Thalib radiyallah ‘anhu ardhaahu, dan ini adalah pendapat yang paling kuat.
7.Nama disiplin ilmu nahwu
Makna kata nahwu
secara Bahasa adalah maksud, atau tujuan, kira kira, arah, contoh, kadar,
macam, metode, dan masih banyak lagi makna lainnya yang di sebutkan oleh para
ulama Bahasa dalam hal ini.
Namun sebagai disiplin ilmu di namakan ilmu Nahwu, yang telah dimutlakkan sebagai ilmu yang membahas tentang keadaan harakat akhir daei setiap kata setelah di masukkan ke dalam kalimat (jumlah)sebagaimana yang telah di sebutkan di definisi.
tips mahir bahasa arab otodidak
cara mengaktifkan keyboard arab
8. Sumber rujukan ilmu nahwu
Maksudnya dari mana
ilmu nahwu ini di ambil sehingga dapat menjadi satu disiplin ilmu.
Ilmu nahwu diambil
dari Alquranul karim dan sunnah nabi sallallahu ‘alaihi wasallam dan juga dari
perkataan orang Arab yang fasih (sesuai kaidah).
Adapun Alquranul karim
maka semua pakar Bahasa sepakat bahwa Alquran merupakan rujukan kaidah dalam
ilmu nahwu.
Adapun sunnah atau
hadist nabi, maka pakar Bahasa berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa
hadist merupakkan rujukan kaidah ilmu nahwu, dan ada juga yang mengatakan hadist
tidak termasuk sumber rujukan dari ilmu nahwu, semua memiliki dalil dan
pendapat masing masing, namun yang banyak di kuatkan oleh para ulama adalah pendapat
yang mengatakan bahwa hadist merupakan sumber rujukan dari ilmu nahwu, hal ini dilandasi
pendapat bahwa bolehnya meriwayatkan hadist dengan makna dari kalangan para
sahabat dan tabiin.
Ketika hadist dapat diriwayatkan
dengan makna yang sama, artinya bahwa hadist itu sudah sesuai dengan kaidah Bahasa
arab secara umum.
Oleh karenanya banyak
para pakar nahwu seperti ibnu malik (pengarang nazdm Alfiyyah), kemudian ibnu
hisyam (pengarang kitab audhohu al masaalik) yang merupakan syarah dari nadzm
alfiyyah ibnu malik rahimahumallah, keduanya menguatkan pendapat yang pertama
tadi.
9.Hukum mempelajari ilmu nahwu
Hukumnya adalah fardhu
kifayah, dan ada pula yang mengatakan wajib, karena kaidahnya adalaha
مَا لاَ يَتِمُّ الوَاجِبُ إِلَا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Jika sesuatu yang
wajib tidak sempurna kecuali dengannya maka ia menjadi wajib pula.
Contohnya shalat tidak
sah dilakukan kecuali setelah bersuci, maka hukum bersuci untuk shalat juga
menjadi wajib.
10.Masalah masalah pokok
Maksudnya adalah
kaidah dasar dalam ilmu nahwu, seperti, fa’il selalu marfu’, mudhof ilaihi hukumnya
selalu majrur, hal hukumnya selalu manshub, dan seterusnya.
Dan kaidah kaidah ini
sudah di patenkan oleh para pakar Bahasa, dan tidak ada perubahan lagi setelahnya.
Sekian 10 dasar ilmunahwu dan shorof yang wajib kita ketahui sebelum kita belajar ilmu nahwu itu sendiri, jika
artikel ini bermanfaat silahkan di share, dan berikan komen di kolom komentar.
Tidak ada komentar untuk "10 DASAR ILMU NAHWU DAN SHOROF"
Posting Komentar
mohon kritik dan sarannya para pembaca sekalian,jika suka dengan postingan seperti ini,boleh di share,dan izin langsung lewat kolom komentar,syukron